Kamis, 23 Desember 2010

SESUNGGUHNYA CINTA

CINTA DAN PERKAWINAN

Suatu hari plato bertanya pada gurunya, “apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya menjawab, “ada lading gandum yang luas di depan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.
Guru bertanya,”mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”

Plato menjawab,”aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan di depan sana, jadi tak aku ambil ranting tersebut”

Saat aku melanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru aku sadari bahwasannya ranting-ranting yang aku temukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak ku ambil sebatangpun pada akhirnya.
Guru kemudian menawab,”jadi itulah cinta”

Dihari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,”apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya pun menjawab,”ada hutan yang subur di depan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun menjawab,”sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hamper setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong.
Jadi, kesempayan ini, aku melihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi ku putuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”

Guru pun kemudian menjawab, “dan ya itulah perkawinan”

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.

Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan….tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali.

Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.

Perkawinan adalah kelanjutan dari cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya.

Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia-sialah waktumu dalam mendapatkannya. Perkawinan itu, karena sebenarnya kesmpurnaan itu hampa adanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar